Di pulau Kalimantan bagian Malaysia, penulis feature staf Mongabay, John Cannon, mengungkap sebuah kesepakatan rahasia berjangka 100 tahun antara pemerintah negara bagian Sabah dan sekelompok perusahaan asing. Kesepakatan ini bertujuan untuk menjual kredit karbon kepada industri pencemar, dengan dasar konservasi dua juta hektar hutan hujan (sekitar 4,9 juta are).
Potensi perjanjian ini didiskusikan secara diam-diam tanpa konsultasi yang berarti dengan masyarakat sipil maupun komunitas Adat, yang bisa kehilangan akses terhadap hutan yang menjadi sandaran hidup mereka.
Artikelnya pada tahun 2021 mengenai hal ini menyebar ke seluruh dunia dan menyoroti dampak dari peliputan berkelanjutan pada topik-topik spesifik seperti offset karbon, serta pentingnya keterlibatan terus-menerus dengan komunitas lokal. Banyak dari narasumbernya—mulai dari para pemimpin Adat dan komunitas hingga aktivis konservasi dan politisi—terhubung melalui kerja lapangannya di Sabah pada tahun 2019.
Para pemimpin lokal seperti Cynthia Ong tahu bahwa John adalah orang yang dapat dipercaya dan berpengetahuan luas. “Mongabay memahami pentingnya hubungan tak terpisahkan antara komunitas Adat dan tanah mereka, begitu pula sebaliknya,” katanya. “John Cannon telah mengunjungi komunitas kami dan selalu memprioritaskan untuk mendengarkan suara-suara masyarakat Adat, serta memastikan suara mereka tampil di platform Mongabay.”
Menurutnya, pemberitaan awal oleh Mongabay “membawa perubahan besar.” Ketika komunitasnya pertama kali menghubungi, Mongabay “merespons dengan segera. Ini memicu media nasional dan internasional lain untuk mengangkat berita ini, tetapi semua merujuk pada berita pertama itu. Jadi, dampaknya langsung dan nyata bagi komunitas-komunitas yang akan terkena dampak dari kesepakatan lahan tersebut.”
